Analisis Ranah
Psikomotor Sebagai Faktor Yang Relevan Dalam Pemahaman Konsep Matematika
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)
atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas
fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil
belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa
hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan
kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar
afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan
berperilaku).
Dalam pemahaman konsep
matematika diperlukan adanya tindakan motorik siswa agar pembelajaran
matematika menjadi bermakna dan siswa menjadi lebih memahami tentang konsep
matematika yang mereka pelajari. Didalam artikelnya Dr. Rev. A. C. Egereonu tentang “analisis
ranah psikomotor sebagai faktor yang relevan dalam pemahaman konsep matematika”,
dia menjelaskan bahwa matematika dan psikomotor memiliki peran yang tidak hanya
saling melengkapi, namun telah memudahkan pembelajaran, pemahaman, pemikiran
dan perasaan menjadi tindakan yang konkret.
Sejak dahulu kala,
matematika merupakan ratu dan bagian dari sains yang telah menjadi komponen
penting dalam asal mula peradaban. Begitu juga dengan psikomotor, pelaksanaan
psikomotor dilakukan dengan keterampilan manipulatif. Misalnya pada zaman batu,
petani dan gembala telah menggunakan alat untuk menghitung seperti: kerikil,
kerang, batu, tongkat, gumpalan tanah, goresan di tanah, simpul pada tali, menakik
pada tongkat dan stik untuk berburu; pada zaman modern ahli kimia yang mengukur
cairan dan kepadatan, fisikawan yang mengukur ruang padat dan gerak, ahli biologi
yang mengukur pertumbuhan, kurva simetri pada benda hidup seperti wanita
cantik, ahli ekonomi yang mengukur sifat manusia, produksi uang, permintaan dan
penawaran, ilmuwan sastra yang mengukur kata-kata dan pidato, matematikawan
yang mengukur apresiasi keindahan alam yang diungkapkan dalam garis, benda
padat & struktur serta insinyur yang mengukur massa, berat dan proporsi
materi ke materi.
Dalam makalah Emenalor
(1986: 4) yang dipresentasikan pada seminar dan workshop tentang "fobia
matematika dan psikologi pembelajaran matematika” yang menyatakan bahwa:
Guru matematika harus memulai pembahasan tentang penerapan
matematika yaitu matematika diterapkan pada kebutuhan dan tuntutan masyarakat
dan merupakan perkembangan teknologi.
Emenalor menjelaskan
bahwa jika penerapan pada matematika ada, maka kesalahan dalam matematika bisa
diminimalkan.
Matematika terkait
dengan lingkungan (kehidupan sehari-hari) karena hampir semua usaha mengandung
unsur gerakan, tindakan, aktivitas dan pergerakan motorik dalam menghasilkan
garis geometris, bentuk dan benda padat. Pada kehidupan sehari-hari seperti
memasang busi ke mesin, membuat simpul, memompa ban, instruksi verbalisasi,
gerakan tangan dengan isyarat matematis seperti membangun struktur dan mengukur
dimensi. Ini melibatkan psikomotor & presisi (ketelitian).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar