Minggu, 25 Maret 2018

Ranah Psikomotor


Analisis Ranah Psikomotor Sebagai Faktor Yang Relevan Dalam Pemahaman Konsep Matematika

Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku).
Dalam pemahaman konsep matematika diperlukan adanya tindakan motorik siswa agar pembelajaran matematika menjadi bermakna dan siswa menjadi lebih memahami tentang konsep matematika yang mereka pelajari. Didalam artikelnya Dr. Rev. A. C. Egereonu tentang “analisis ranah psikomotor sebagai faktor yang relevan dalam pemahaman konsep matematika”, dia menjelaskan bahwa matematika dan psikomotor memiliki peran yang tidak hanya saling melengkapi, namun telah memudahkan pembelajaran, pemahaman, pemikiran dan perasaan menjadi tindakan yang konkret.
Sejak dahulu kala, matematika merupakan ratu dan bagian dari sains yang telah menjadi komponen penting dalam asal mula peradaban. Begitu juga dengan psikomotor, pelaksanaan psikomotor dilakukan dengan keterampilan manipulatif. Misalnya pada zaman batu, petani dan gembala telah menggunakan alat untuk menghitung seperti: kerikil, kerang, batu, tongkat, gumpalan tanah, goresan di tanah, simpul pada tali, menakik pada tongkat dan stik untuk berburu; pada zaman modern ahli kimia yang mengukur cairan dan kepadatan, fisikawan yang mengukur ruang padat dan gerak, ahli biologi yang mengukur pertumbuhan, kurva simetri pada benda hidup seperti wanita cantik, ahli ekonomi yang mengukur sifat manusia, produksi uang, permintaan dan penawaran, ilmuwan sastra yang mengukur kata-kata dan pidato, matematikawan yang mengukur apresiasi keindahan alam yang diungkapkan dalam garis, benda padat & struktur serta insinyur yang mengukur massa, berat dan proporsi materi ke materi.
Dalam makalah Emenalor (1986: 4) yang dipresentasikan pada seminar dan workshop tentang "fobia matematika dan psikologi pembelajaran matematika” yang menyatakan bahwa:
Guru matematika harus memulai pembahasan tentang penerapan matematika yaitu matematika diterapkan pada kebutuhan dan tuntutan masyarakat dan merupakan perkembangan teknologi.
Emenalor menjelaskan bahwa jika penerapan pada matematika ada, maka kesalahan dalam matematika bisa diminimalkan.
Matematika terkait dengan lingkungan (kehidupan sehari-hari) karena hampir semua usaha mengandung unsur gerakan, tindakan, aktivitas dan pergerakan motorik dalam menghasilkan garis geometris, bentuk dan benda padat. Pada kehidupan sehari-hari seperti memasang busi ke mesin, membuat simpul, memompa ban, instruksi verbalisasi, gerakan tangan dengan isyarat matematis seperti membangun struktur dan mengukur dimensi. Ini melibatkan psikomotor & presisi (ketelitian).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar