Senin, 19 Maret 2018

Penilaian Afektif dalam Pembelajaran Matematika



Aspek afektif menunjuk pada perilaku siswa yang dihubungkan dengan perasaan dan emosi dan setiap siswa memiliki cara yang khas untuk mengungkapkan perasaan ataupun emosinya. Dalam pembelajaran, maka aspek afektif ini nampak pada perilaku siswa sebagai cerminan sikap kesadaran, minat, perhatian, tanggung jawab, kepedulian, kemampuan mendengar dan merespon saat berinteraksi dengan orang lain, serta menunjuk pada nilai-nilai yang sesuai situasi pengujian dan bidang studi yang dipelajari. Secara umum aspek afektif meliputi: sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral. (Herman Hudojo : 2001)
1.      Sikap
Sikap adalah kecenderungan untuk berperilaku atau tidak berperilaku yang merupakan hasil dari atau pernyataan evaluatif terhadap obyek sikap belajar, seperti: kegiatan teori, kegiatan praktek, lingkungan belajar. Ada tiga komponen dalam sikap yaitu: kesadaran, perasaan dan perilaku. Kesadaran menunjuk pada aspek kognitif dari sikap, yang menyangkut aspek pemahaman, ataupun pengetahuan tentang obyek sikap, seperti tahu tentang aturan, faham tentang tanggung jawab. Perasaan menyangkut aspek emosional terhadap obyek sikap, seperti saya senang, saya tidak senang. Perilaku menunjuk pada perilaku sesuai dengan caranya, bisa positif atau negatif. Guru sebagai pengelola belajar harus dapat mengelola sikap siswa dengan memberi kenyamanan belajar dan memberi apresiasi atas prestasi kerjanya seperti apapun hasilnya.
2.      Minat
Minat akan membantu siswa dalam pembelajaran, mempengaruhi prestasi siswa juga memunculkan rasa senang terhadap materi yang diajarkan. Adanya minat yang tinggi maka siswa akan menunjukkan perhatian yang tinggi pada apa yang dipelajari, tentu saja diikuti dengan rasa senang. Muncul rasa puas dengan apa yang dipelajari. Manakala kepuasan ini menurun maka hilanglah minat tersebut. Oleh karena itu guru dapat membangkitkan minat siswa dengan menggunakan minat yang ada didalam diri siswa. Guru dapat menambahkan dengan berbagai informasi tentang kemanfaatan belajar tentang topik dikaitkan dengan kehidupannya kelak.
3.      Konsep diri
Konsep diri diistilahkan dengan citra diri, harga diri atau diri yang ideal. Ini menunjuk pada pemahaman tentang diri, diskripsi tentang siapa saya. Pandangan ini menguatkan gambaran diri, pemahaman potensi dan kekuatan diri, yang akan menguatkan kearah mana masa depan, ataupun memberi kekuatan untuk menggapai cita-cita. Konsep diri ini juga memiliki peranan menjaga keseimbangan diri antara ide, perasaan, pikiran, agar selaras atau tidak saling bertentangan. Pembelajaran berfungsi mengembangkan konsep diri yang positip. Guru berperan mengembangkan diri siswa agar memiliki harga diri, memiliki arti bagi diri sendiri mapun orang lain, menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk meraih prestasi belajar yang setinggi-tingginya.
4.      Nilai dan moral
Nilai dan moral adalah menjadi pegangan bagi siswa dalam mengatur tingkah lakunya. Nilai dan moral memberi rambu-rambu apakah perbuatan yang dilakukan itu boleh dilakukan atau tidak. Dengan kata lain nilai dan moral ini akan memberi rasa aman, nyaman terhadap diri dan lingkungan. Perilaku siswa mengarah pada hal yang bersifat absolut, seperti: tidak bohong, tidak mencuri, tidak menipu, tidak mencotek, tidak melakukan perilaku curang.

Adapun level penilaian afektif diantaranya:
  • Sifat menerima (perhatian, mendengar);
  • Sifat merespon (terlibat, aktif, motivasi, bereaksi);
  • Menilai (menghargai, bisa menerima apa adanya, komitmen);
  • Kemampuan mengatur/mengontrol diri (inisiatif sendiri, membandingkan, menghubungkan)
  • Karakter.
Dalam melakukan penilaian ini guru harus cermat dan hati-hati karena skala sikap biasanya sulit ditentukan secara objektif. Komponen penilaian sikap pada siswa meliputi emosi, konsistensi, target/tujuan, dan ketertarikan/minat. Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan teknik skala, metode observasi, dan respon psikologi. (Griffin dan Peter : 1991)

Dalam penilaian secara matematis dapat dilakukan dengan:
  • Skala likers: 0-4;
  • Thurstone: 1-7;
  • Semantic differen: tinggi-rendah, suka-tidak suka, baik-tidak baik, tertarik-tidak tertarik, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar